Senin, 22 Mei 2017

manajemen data sistem informasi

MANAJEMEN DATA

Manajemen data adalah bagian dari manajemen sumber daya informasi yang mencakup semua kegiatan yang memastikan bahwa sumber daya informasi yang akurat, mutakhir, aman dari gangguan dan tersedia bagi pemakai.
Kegiatan manajemen data
Kegiatan manajemen data mencakup :
• Pengumpulan data. Data yang diperlukan dikumpulkan dan dicatat dalam status formulir yang disebut dokumen sumber (source document) yang berfungsi sebagai input bagi sistem.
• Integritas dan pengujian. Data tersebut diperiksa untuk menyakinkan konsistensi dan akurasinya berdasarkan suatu peraturan dan kendala yang telah ditentukan sebelumnya.
• Penyimpanan. Data disimpan pada suatu medium seperti pita magnetik atau piringan magnetik.
• Pemeliharaan. Data baru ditambahkan, data yang ada diubah, dan data yang tidak lagi diperlukan dihapus agar sumber daya tetap mutakhir.
• Keamanan. Data dijaga untuk mencegah penghancuran, kerusakan, atau penyalahgunaan.
• Organisasi. Data disusun sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai.
• Pengambilan. Data tersedia bagi pemakai

Tujuan Manajemen Data.
            Manajemen data, seperti fungsi manajemen lain, harus berorientasi hasil dan berfikir pelayanan. Ini berarti tujuan harus ditetapkan sebagai standar untuk mengukur kinerja program. Sebagai hasil dari tujuan pelayanan umum ini, muncul tujuan program yang lebih spesifik yaitu :
1.Menyediakan informasi akurat dan tepat waktu.
2.Mengembangkan dan mempertahankan satu sistem yang efisien untuk membuat, menyimpan, memanfaatkan, memelihara dan menempatkan informasi firma.

3.Melindungi kepentingan informasi firma, dan mendisain dan mengontrol standar yang efektif dan metode evaluasi periodik berkaitan dengan manajemen data, peralatan dan prosedur.

4.Membantu mendidik pegawai perusahaan dengan metode yang paling efektif untuk mengontrol dan mengolah data perusahaan.

Kekurangan dan Kelebihan Akan Sebuah Sistem Informasi

Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data. 
 Sistem Informasi adalah sekumpulan komponen dari informasi yang saling terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan yang lebih spesifik. Komponen-komponen itu antara lain adalah komponen input, model, output, teknologi, basis data (data base), kontrol atau komponen pengendali.
 Sistem Informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah suatu data awal yang masih mentah menjadi suatu informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan dalam suatu permasalahan.
 Sistem Informasi adalah satu Kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan dalam suatu database.
 Sistem Informasi adalah Proses yang menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk kepentingan tertentu; kebanyakan SI dikomputerisasi.
 Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.
 Sistem informasi adalah kumpulan antara sub-sub sistem yang salaing berhubungan yang membentuk suatu komponen yang didalamnya mencakup input-proses-output yang berhubungan dengan pengolaan informasi (data yang telah dioleh sehingga lebih berguna bagi user)
 Sistem informasi adalah sistem yang saling berhubungan dan terintegrasi satu dengan yang lain dan bekerja sesuai dengan fungsinya untuk mengatur masalah yang ada.
 Suatu sistem informasi (SI) atau information system (IS) merupakan aransemen dari orang, data, proses-proses, dan antar-muka yang berinteraksi mendukung dan memperbaiki beberapa operasi sehari-hari dalam suatu bisnis termasuk mendukung memecahkan soal dan kebutuhan pembuat-keputusan manejemen dan para pengguna yang berpengalaman di bidangnya.


KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM INFORMASI


KELEBIHAN-KELEBIHAN SISTEM INFORMASI
Berbicara tentang kelebihan system informasi mungkin ada banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari mulai dari hal yang sepele atau kecil sampai hal yang besar.dan mungkin juga kita tidak sadar bahwa itu merupakan kelebihan dari suatu system informasi.oke langusung saja kita ke kelebihan dari system informasi.

1.SEBAGAI SARANA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dalam pengambilan sebuah keputusan,peran system informasi sanagatlah penting karena dengan system informasi kita bisa mengetahui daapak ataupun konsekuensi dari keputusan yang nanti kita ambil dalam kehidupan sehari-hari baik itu menguntungkan satu pihak maupun kedua belah pihak yang sedang dalam sebuah masalah.

2.SEBAGAI SARANA PENYEDIA DATA
Dalam hai ini peran system informasi sangatlah vital karena dengan perannya sebagai penyedia data,dia dituntut untuk menyediakan,memfasilitasi bahkan memberikan data yang bermanfaat bagi pengunanya yang sedang dibicarakan di kalangan masyarakat entah itu tentang politik,social,budaya,ekonomi bahkan tentang kehidupan artis yang sedang naik daun.dalam prosesnya memberikan data yang sedang menjadi topic di masyarakat bisa dalam berbagai macam,misalnya radio,televise,majalah,surat kabar bahakan bisa saja melalui social media yang lang ngetrend saat ini.

3.SEBAGAI ALAT PENGONTROL DATA
Sebagai alat pengontrol data maksudnya ialah system informasi juga berperan penting dalam pengontrol data yang beredar di masyarakat agar masyarakat tidak saja mengikuti arus dan bahkan bisa saja menikmati tanpa memperhatikan efek dari data yang disajikan tersebut.disini peran dari system informasi itu sendiri berguna untuk jembatan pengontrol data mana yang layak beredar di masyarak dan mana juga yang tidak layak beredar di masyarakat tapi dengan tetap memperhatikan efek dari data tersebut.

KEKURANGAN-KEKURANGAN DARI SISTEM INFORMASI

Berbicara tentang kelebihan dari system informasi tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan yang ditimbulkan dari suatu system informasi.sekarang saya akan sedikit menguraikan ataupun menjelaskan tentang apa saja kelemahan-kelemahan dari system informasi.

1.ADANYA INDIKASI PENYALAHGUNAAN KECANGGIHAN ALAT
Peran system informasi dimasyarakat sangatlah penting bahkan vital jadi tak jarang ada oknum-oknum yang memanfaatkan kecanggihan alat yang sedang berkembang untuk kepentingan segerombolan atau sekumpulan orang-orang yang menyalahgunakan manfaat kecanggihan alat yang sedang berkembang untuk tindak kejahatan.penanganan dalam masalah ini sangatlah sulit karena banyaknya factor-faktor yang menghambat dalam penanganan masalah ini jadi semua kembali ke individu masing-masing untuk mempertimbangkan sisi baik dan sisi buruk dalam mau menggunakan suatu alat tertentu.

2.KURANGNYA SOSIALISASI TENTANG PENTINGNYA SISTEM INFORMASI
Dalam hal ini peran semua pihak mulai dari lapisan bawah sampai lapisan atas harus saling berkoordinasi untuk mensosialisasikan tentang pentingnya peran system informasi agar tidak ada masyarakat yang sampai ketinggalan teknologi di jaman yang sekarang berkembang ini tanpa memandan tingkatan lapisan ataupun derajat social.



contoh kasus dalam sistem informasi dalam suatu perusahaan :
Saat ini peran sistem informasi dalam menunjang kegiatan operasional dan pendukung pengambilan keputusan menjadi sangat penting. Menurut O’Brien (2005), sistem informasi terdiri atas dua gabungan kata yaitu sistem yangmerupakan kumpulan elemen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. dan informasi yang merupakan data yang telah diolah sedemikian rupa, sehingga menghasilkan sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh pemakai akhir untuk tujuan tertentu. Peran ini semakin meluas dengan seiring meningkatnya persaingandi dalam dunia usaha pada era globalisasi saat ini. Perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan yang optimal baik dari segi produk atau jasa yang ditawarkan.
Dalam melakukan pengembangan sistem informasi perusahaan, perlu dilakukan perencanaan yang matang dan dukungan dari pihak manajemen untuk menerapkan sistem informasi ini kedepannya. Tugas dan tanggung jawab dalam pengembangan sistem ini, dapat diserahkan keberbagai pihak. Pihak pertama adalah perusahaan dengan sumberdaya yang dimilikinya melakukan pengembangan dan pemeliharaan sendiri sistem informasinya (insourcing). Pihak kedua adalah perusahaan melakukan pelimpahan pengembangan dan pemeliharaan sistem informasinya kepada pihak di luar organisasi yang dianggap mahir dibidang tersebutsehingga perusahan dapat fokus dengan peningkatan performa “core competency”perusahaan (outsourcing). Pihak ketiga adalah perusahaan dan pihak luar melakukan kerja sama dalam proses pengembangan serta pemeliharaan sistem informasi (cosourcing)
Dalam melakukan pengembangan sistem ini, perusahaan harus menyerahkan ke pihak yang tepat dan didasarkan pada kebutuhan serta sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan. Pemilihan yang tidak tepat dapat menyebabkan investasi sistem inovasi yang telah dilakukan menjadi tidak terpakai atau sia-sia. Perusahaan dapat membandingkan keuntungan dan kerugian dari pihak atau pelaku pengembangan sistem informasi tersebut. Pada bagian pembahasan, akan di uraikan keuntungan dan kelemahan dari pengembangan sistem informasi antara insourcing, outsourcing dan cosourcing.
Semakin besarnya persaingan dunia usaha pada era globalisasi saat ini, menuntut perusahaan memberikan pelayanan optimal, baik dalam bentuk harga, kualitas, waktu pemesanan, serta informasi. Hal ini, menyebapkan masing-masing perusahaan berusaha untuk menerapkan sistem informasi yang dianggap sebagai salah satu suatu penunjang keunggulan kompetitif perusahaan. Kemajuan teknologi yang demikian pesatnya semakin menambah peranan sistem informasi di segala bidang. Mulai dari pendidikan hingga bisnis di perusahaan. peranan utama sistem informasi itu sendiri untuk mendukung operasi bisnis, mendukung keperluan managerial, dan mendukung keunggulan strategis. Jadi sudah sewajarnya teknologi informasi digunakan oleh banyak pihak [1].
Penerapan sistem informasi akan berjalan apabila adanya keterpaduan dari masing-masing peranan utama sistem informasi tersebut. Pada bagian dibawah ini, akan dibahas lebih mendalam mengenai tiga peranan sistem informasi. Adapun peranan-peranan tersebut adalah : 
1. Sistem Informasi untuk Operasi Bisnis
Sistem Informasi Operasi memproses data yang berasal dari dan yang digunakan dalam kegiatan usaha. Peranan sistem informasi untuk operasi bisnis adalah untuk memproses transaksi bisnis, mengontrol proses industrial, dan mendukung komunikasi serta produktivitas kantor secara efisien.
• Transaction Processing Systems
Transaction processing systems (TPS) berkembang dari sistem informasi manual untuk sistem proses data dengan bantuan mesin menjadi sistem proses data elektronik (electronic data processing systems). TPS mencatat dan memproses data hasil dari transaksi bisnis, seperti penjualan, pembelian, dan perubahan persediaan. TPS menghasilkan berbagai informasi produk untuk penggunaan internal maupun eksternal. Sebagai contoh, TPS membuat pernyataan konsumen, cek gaji karyawan, kuitansi penjualan, order pembelian, formulir pajak dan rekening keuangan. TPS juga memperbaharui database yang digunakan perusahaan.

• Process Control Systems
Sistem informasi operasi secara rutin membuat keputusan yang mengendalikan proses operasional, seperti keputusan pengendalian produksi. Hal ini melibatkan process control systems (PCS) yang keputusannya mengatur proses produksi fisik yang secara otomatis dibuat oleh komputer.
• Office Automation Systems
Office automation systems (OAS) mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mengirim data dan informasi dalam bentuk komunikasi kantor elektronik. Contoh dari office automation (OA) adalah word processing, surat elektronik (electronic mail),teleconferencing, dan lain-lain.
2. Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen.
Sistem informasi manajemen atau SIM (management information system) adalah sistem informasi yang dirancang untuk menyediakan informasi akurat, tepat waktu, dan relevan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh para manajer. Konsep SIM sangat penting untuk sistem informasi yang efektif dan efisien oleh karena:
• Menekankan pada orientasi manajemen (management orientation) dari pemrosesan informasi pada bisnis yang bertujuan mendukung pengambilan keputusan manajemen (management decision making).
• Menekankan bahwa kerangka sistem (system framework) harus digunakan untuk mengatur penggunaan sistem informasi. Penggunaan sistem informasi pada bisnis harus dilihat sebagai suatu integrasi dan berhubungan, tidak sebagai proses yang berdiri sendiri.
Secara garis besar SIM terdiri dari 3 macam yakni:
• Information Reporting Systems
Information reporting systems (IRS) menyediakan informasi produk bagi manajerialend users untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan dari hari ke hari. Akses data IRS berisi informasi tentang operasi internal yang telah diproses sebelumnya oleh transaction processing systems. Informasi produk memberi gambaran dan laporan yang dapat dilengkapi (1) berdasarkan permintaan, (2) secara periodik, atau (3) ketika terjadi situasi pengecualian. Sebagai contoh, manajer penjualan dapat menerima laporan analisa penjualan setiap minggunya untuk mengevaluasi hasil penjualan produk.
• Decision Support Systems
Decision support systems (DSS) merupakan kemajuan dari information reporting systems dan transaction processing systems. DSS adalah interaktif, sistem informasi berbasis komputer yang menggunakan model keputusan dan database khusus untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi manajerial end users. Sebagai contoh, program kertas kerja elektronik memudahkan manajerial end user menerima respon secara interaktif untuk peramalan penjualan atau keuntungan.
• Executive Information Systems
Executive information systems (EIS) adalah tipe SIM yang sesuai untuk kebutuhan informasi strategis bagi manajemen atas. Tujuan dari sistem informasi eksekutif berbasis komputer adalah menyediakan akses yang mudah dan cepat untuk informasi selektif tentang faktor-faktor kunci dalam menjalankan tujuan strategis perusahaan bagi manajemen atas.

3. Sistem Informasi untuk Keuntungan Strategis
Sistem informasi dapat memainkan peran yang besar dalam mendukung tujuan strategis dari sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan dapat bertahan dan sukses dalam waktu lama jika perusahaan itu sukses membangun strategi untuk melawan kekuatan persaingan yang berupa (1) persaingan dari para pesaing yang berada di industri yang sama, (2) ancaman dari perusahaan baru, (3) ancaman dari produk pengganti, (4) kekuatan tawar-menawar dari konsumen, dan (5) kekuatan tawar-menawar dari pemasok. Kelima faktor tersebut merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun upaya peamsaran yang mengarah kepada competitive advantage strategies.
1. 1. Meningkatkan efisiensi operasional
Investasi di dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi lebih efisien. Efisiensi operasional membuat perusahaan dapat menjalankan strategi keunggulan biaya (low-cost leadership). Dengan menanamkan investasi pada teknologi sistem informasi, perusahaan juga dapat menanamkan rintangan untuk memasuki industri tersebut (barriers to entry) dengan jalan meningkatkan besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk memasuki persaingan pasar. Selain itu, cara lain yang dapat ditempuh adalah mengikat (lock in) konsumen dan pemasok dengan cara membangun hubungan baru yang lebih bernilai dengan mereka.
1. 2. Memperkenalkan inovasi dalam bisnis
Penggunaan ATM (automated teller machine) dalam perbankan merupakan contoh yang baik dari inovasi teknologi sistem informasi. Dengan adanya ATM, bank-bank besar dapat memperoleh keuntungan strategis. Penekanan utama dalam sistem informasi strategis adalah membangun biaya pertukaran (switching costs) ke dalam hubungan antara perusahaan dengan konsumen atau pemasoknya. Sebuah contoh yang bagus dari hal ini adalah sistem reservasi penerbangan terkomputerisasi yang ditawarkan kepada agen perjalanan oleh perusahaan penerbangan besar. Bila sebuah agen perjalanan telah menjalankan sistem reservasi terkomputerisasi tersebut, maka mereka akan segan utnuk menggunakan sistem reservasi dari penerbangan lain.
1. 3. Membangun sumber-sumber informasi strategis
Teknologi sistem informasi memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini berarti memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan telekomunikasi, menyewa spesialis sistem informasi, dan melatih end users. Sistem informasi ini memungkinkan perusahaan untuk membuat basis informasi strategis yang dapat menyediakan informasi untuk mendukung strategi bersaing perusahaan. Informasi ini merupakan aset yang sangat berharga dalam meningkatkan operasi yang efisien dan manajemen yang efektif dari perusahaan. Sebagai contoh, banyak usaha yang menggunakan informasi berbasis komputer tentang konsumen mereka untuk membantu merancang kampanye pemasaran untuk menjual produk baru kepada konsumen dalam skala besar maupun kecil.
Kelebihan sistem informasi :
1. Dapat memberikan informasi-informasi secara tepat dan cepat kepada semua khayalak.
2. Dapat mempermudah masyarakat dalam memperoleh data-data yang di perlukannya.
3. Data-data yang di dapatkan bisa menjadi referensi.
4. Dapat menambah wawasan kepada masyarakat umum.
5. Setiap detik informasi dapat di perbaharui dan akurat.
6. Dapat belajar lebih hemat dengan sistem informasi tanpa harus keluar rumah.
Kekurangan sistem informasi :
1. Mempermudahnya terjadinya plagiat.
2. Membuat seseorang kurang berinteraksi dengan lingkungan.
3. Membuat seseorang menjadi ketergantungan.
4. Hal-hal yang tradisional menjadi di tinggalkan karena kemajuan sistem informasi dan kemajuan zaman.


Suatu distribusi data dikatakan berdistribusi normal apabila data berdistribusi simetris, yaitu bila nilai rata-rata, median dan modus sama. 
Karakteristik distribusi normal antara lain:
1. Grafiknya akan selalu di atas sumbu datar x 
2. Bentuknya simetris terhadap x = µ. 
3. Mempunyai satu modus (unimodal)
 4. Grafiknya mendekati (berasimptot) sumbu datar x 
5. Luas daerah grafik selalu sama dengan satu satuan unit persegi.

Sistem Informasi (SI) [1] adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen.[2] Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis.[3]
Ada yang membuat perbedaan yang jelas antara sistem informasi, dan komputer sistem TIK, dan proses bisnis. Sistem informasi yang berbeda dari teknologi informasi dalam sistem informasi biasanya terlihat seperti memiliki komponen TIK. Hal ini terutama berkaitan dengan tujuan pemanfaatan teknologi informasi. Sistem informasi juga berbeda dari proses bisnis. Sistem informasi membantu untuk mengontrol kinerja proses bisnis.[4]
Alter berpendapat untuk sistem informasi sebagai tipe khusus dari sistem kerja. Sistem kerja adalah suatu sistem di mana manusia dan/atau mesin melakukan pekerjaan dengan menggunakan sumber daya untuk memproduksi produk tertentu dan/atau jasa bagi pelanggan. Sistem informasi adalah suatu sistem kerja yang kegiatannya ditujukan untuk pengolahan (menangkap, transmisi, menyimpan, mengambil, memanipulasi dan menampilkan) informasi.[5]
Dengan demikian, sistem informasi antar-berhubungan dengan sistem data di satu sisi dan sistem aktivitas di sisi lain. Sistem informasi adalah suatu bentuk komunikasi sistem di mana data yang mewakili dan diproses sebagai bentuk dari memori sosial. Sistem informasi juga dapat dianggap sebagai bahasa semi formal yang mendukung manusia dalam pengambilan keputusan dan tindakan.
Sistem informasi merupakan fokus utama dari studi untuk disiplin sistem informasi dan organisasi informatika.[6]
Sistem informasi adalah gabungan yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data dalam mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam organisasi.[7]
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.[8]
Sistem informasi  adalah kumpulandari  sub-sub  sistem baik phisik maupun non phisik yang  saling berhubungan  satu sama  lain dan bekerja  sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berguna.[9]
KOMPONEN SISTEM INFORMASI
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building blok), yang terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.

1. Komponen input
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumendokumen dasar.

2. Komponen model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Komponen output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.

4. Komponen teknologi
Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, neghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

5. Komponen hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi.Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi.

6. Komponen software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi.

7. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di pernagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).

8. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, te,peratur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa halhal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur
terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

ELEMEN SISTEM INFORMASI
Sistem informasi terdiri dari elemen-elemen yang terdiri dari orang, prosedur, perangkat keras, perangkat lunak, basis data, jaringan komputer dan komunikasi data. Semua elemen ini merupakan komponen fisik.

1. Orang
Orang atau personil yang di maksudkan yaitu operator komputer, analis sistem, programmer, personil data entry, dan manajer sistem informasi/EDP

2. Prosedur
Prosedur merupakan elemen fisik. Hal ini di sebabkan karena prosedur disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi. Ada 3 jenis prosedur yang dibutuhkan, yaitu instruksi untuk pemakai, instruksi untuk penyiapan masukan, instruksi pengoperasian untuk karyawan pusat komputer.

3. Perangkat keras
Perangkat keras bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer (pusat pengolah, unit masukan/keluaran), peralatan penyiapan data, dan terminal masukan/keluaran.

4. Perangkat lunak
Perangkat lunak dapat dibagi dalam 3 jenis utama :
a. Sistem perangkat lunak umum, seperti sistem pengoperasian dan sistem manajemen data yang memungkinkan pengoperasian sistem komputer.
b. Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan keputusan.
c. Aplikasi pernagkat lunak yang terdiri atas program yang secara spesifik dibuat untuk setiap aplikasi.

5. Basis data
File yang berisi program dan data dibuktikan dengan adanya media penyimpanan secara fisik seperti diskette, hard disk, magnetic tape, dan sebagainya. File juga meliputi keluaran tercetak dan catatan lain diatas kertas, mikro film, an lain sebagainya.

6. Jaringan komputer
Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data.

7. Komunikasi data
Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara komputerkomputer dan pirant-piranti yang lain dalam bentuk digital yang dikirimkan melalui media komunikasi data. Data berarti informasi yang disajikan oleh isyarat digital. Komunikasi data merupakan bagian vital dari suatu sistem informasi karena sistem ini menyediakan infrastruktur yang memungkinkan komputer-komputer dapat berkomunikasi satu sama lain.

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
Pengembangan sistem dapat berati menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki/diganti disebabkan beberapa hal, yaitu :

1. Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang lama, permasalahan yang timbul dapat berupa ketidakberesan, pertumbuhan organisasi,
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan.
3. Adanya instruksi-instruksi (dari pimpinan atau dari luar organisasi misalnya pemerintah).

Pengembangan sistem informasi yang berbasis komputer dapat merupakan tugas kompleks yang membutuhkan banyak sumber daya dan dapat memakan waktu yang lama untuk menyelesaikannya.
JENIS-JENIS SISTEM INFORMASI
Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan bisnis. Sistem informasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian (gambar 1) :

1. Transaction Processing Systems (TPS)
TPS adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS berfungsi pada level organisasi yang memungkinkan organisasi bisa berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Data yang dihasilkan oleh TPS dapat dilihat atau digunakan oleh manajer.
2. Office Automation Systems (OAS) dan Knowledge Work Systems (KWS)
OAS dan KWS bekerja pada level knowledge. OAS mendukung pekerja data, yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi dan kadang-kadang diluar organisasi. Aspek-aspek OAS seperti word processing, spreadsheets, electronic scheduling, dan komunikasi melalui voice mail, email dan video conferencing.
KWS mendukung para pekerja profesional seperti ilmuwan, insinyur dan doktor dengan membantu menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat.
3. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
SIM tidak menggantikan TPS , tetapi mendukung spektrum tugas-tugas organisasional yang lebih luas dari TPS, termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan. SIM menghasilkan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan juga dapat membatu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi (basis data).
4. Decision Support Systems (DSS)
DSS hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai sumber data. DSS bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan.
5. Sistem Ahli (ES) dan Kecerdasan Buatan (AI)
AI dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas. Dua cara untuk melakukan riset AI adalah memahami bahasa alamiahnya dan menganalisis kemampuannya untuk berfikir melalui problem sampai kesimpulan logiknya. Sistem ahli menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran AI untuk menyelesaikan masalah serta memberikannya lewat pengguna bisnis. Sistem ahli (juga disebut knowledge-based systems) secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuanseorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi. Berbeda dengan DSS, DSS meningalkan keputusan terakhir bagi pembuat keputusan sedangkan sistem ahli menyeleksi solusi terbaik terhadap suatu masalah khusus. Komponen dasar sistem ahli adalah knowledge-base yaikni suatu mesin interferensi yang menghubungkan pengguna dengan sistem melalui pengolahan pertanyaan lewat bahasa terstruktur dan anatarmuka pengguna.
6. Group Decision Support Systems (GDSS) dan Computer-Support Collaborative Work Systems (CSCW)
Bila kelompok, perlu bekerja bersama-sama untuk membuat keputusan semi-terstruktur dan tak terstruktur, maka group Decision support systems membuat suatu solusi. GDSS dimaksudkan untuk membawa kelompok bersama-sama menyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk pendapat, kuesioner, konsultasi dan skenario. Kadang-kadang GDSS disebut dengan CSCW yang mencakup pendukung perangkat lunak yang disebut dengan “groupware” untuk kolaborasi tim melalui komputer yang terhubung dengan jaringan.
7. Executive Support Systems (ESS)
ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan TPS dan SIM dan ESS membantu eksekutif mengatur interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa diakses seperti kantor.

Distributed data processing system

Distributed data processing (DDP) system merupakan bentuk yang sering digunakan sekarang sebagai perkembangan dari time sharing system. Bila beberapa sistem komputer yang bebas tersebar yang masing-masing dapat memproses data sendiri dan dihubungkan dengan jaringan telekomunikasi, maka istilah time sharing sudah tidak tepat lagi. DDP system dapat didefinisikan sebagai suatu sistem komputer interaktif yang terpencar secara geografis dan dihubungkan dengan jalur telekomunikasi dan seitap komputer mampu memproses data secara mandiri dan mempunyai kemampuan berhubungan dengan komputer lain dalam suatu sistem.
Setiap lokasi menggunakan komputer yang lebih kecil dari komputer pusat dan mempunyai simpanan luar sendiri serta dapat melakukan pengolahan data sendiri. Pekerjaan yang terlalu besar yang tidak dapat dioleh di tempat sendiri, dapat diambil dari komputer pusat.

Bentuk-bentuk Topologi Distribusi Data :
1. Partialy Connected
Network Reliability rendah, biaya dapat ditekan Kontrol manajemen tidak terjamin.
2. Tree Structured Network
Bersifat sentral, control manajemen lebih terjamin Kalau node pusat rusak, semua akan rusak. (setiap proses dimulai dari bawah).
3. RingNetwork
Rusak satu, yang lain masih berjalan Kontrol manajemen kurang terjamin karena bersifat dsesentralisasi.
4. StarNetwork
Rusak satu, yang lain masih berjalan Kontrol manajemen kurang terjamin karena bersifat dsesentralisasi.
5. Fully Connected Network
Kalau salah satu node rusak, yang lainnya masih dapat berjalan (biaya mahal), kontrol manajemen tidak terjamin.

Lingkungan Database / Basis Data
Lingkungan basis data adalah sebuah habitat di mana terdapat basis data untuk bisnis. Dalam lingkungan basis data, pengguna memiliki alat untuk mengakses data. Pengguna melakukan semua tipe pekerjaan dan keperluan mereka bervariasi seperti menggali data (data mining), memodifikasi data, atau berusaha membuat data baru. Masih dalam lingkungan basis data, pengguna tertentu tidak diperbolehkan mengakses data, baik secara fisik maupun logis’. (Koh, 2005, dalam Janner Simarmata & Imam Paryudi 2006: 33).
Database terdistribusi adalah sebuah database  logic  yang tersimpan secara fisik pada beberapa komputer yang terdapat pada beberapa lokasi dengan terkoneksi pada sebuah jaringan. Jaringan tersebut harus bisa menyediakan akses bagi user untuk melakukan sharing data. Terdapat dua macam sifat dari database terdistribusi yaitu Heterogenous dan Homogenous. Homogenous artinya suatu database terdistribusi dimana data di distribusikan pada beberapa komputer dengan menggunakan DBMS(database management system) yang sama. DBMS digunakan pada database terdistribusi  untuk melakukan koordinasi data pada beberapa node. Sedangkan Heterogenous  adalah kebalikan dari Homogenous  dimana data di sebarkan dengan menggunakan DBMS yang berbeda. 
Sistem manajemen basis data (Bahasa Inggris: database management system, DBMS), adalah suatu sistematau perangkat lunak yang dirancang untuk mengelola suatu basis data dan menjalankan operasi terhadap data yang diminta banyak pengguna. Contoh tipikal SMBD adalah akuntansi, sumber daya manusia, dan sistem pendukung pelanggan, SMBD telah berkembang menjadi bagian standar di bagian pendukung (back office) suatu perusahaan. Contoh SMBD adalah Oracle, SQL server 2000/2003, MS Access, MySQL dan sebagainya. DBMS merupakan perangkat lunak yang dirancang untuk dapat melakukan utilisasi dan mengelola koleksi data dalam jumlah yang besar. DBMS juga dirancang untuk dapat melakukan manipulasi data secara lebih mudah
Sistem Manajemen Basis-Data (Data Base Management System / DBMS) adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan meng-akses basis data dengan cara praktis dan efisien. DBMS dapat digunakan untuk meng-akomodasikan berbagai macam pemakai yang memiliki kebutuhan akses yang berbeda-beda

DBMS (database management system) adalah sekumpulan program yang digunakan untuk menyimpan, memodifikasi, dan mengekstrak informasi dari sebuah basisdata. Terdapat berbagai DBMS, mulai dari yang dapat dijalankan pada PC sampai yang harus dijalankan pada mainframe. Untuk mendapatkan informasi dari basisdata, digunakan bahasa khusus dalam bentuk query. Setiap DBMS mendukung bahasa query yang berbeda-beda.

Basis data terdistribusi (distributed database) adalah suatu basis data yang berada di bawah kendali sistem manajemen basis data (DBMS) terpusat dengan peranti penyimpanan (storage devices) yang terpisah-pisah satu dari yang lainnya. Tempat penyimpanan ini dapat berada di satu lokasi yang secara fisik berdekatan (misal: dalam satu bangunan) atau terpisah oleh jarak yang jauh dan terhubung melalui jaringan internet. Penggunaan basis data terdistribusi dapat dilakukan di server internet, intranet atau ekstranet kantor, atau di jaringan perusahaan.
Untuk menjaga agar basis data yang terdistribusi tetap up-to-date, ada dua proses untuk menjaganya, yakni replikasi dan duplikasi. Dalam replikasi, digunakan suatu perangkat lunak untuk mencari — atau lebih tepatnya melacak — perubahan yang terjadi di satu basis data. Setelah perubahan dalam satu basis data teridentifikasi dan diketahui, baru kemudian dilakukan perubahan agar semua basis data sama satu dengan yang lainnya. Proses replikasi memakan waktu yang lama dan membebani komputer karena kompleksitas prosesnya. Sementara itu, proses duplikasi tidak sama dan tidak sekompleks replikasi. Dalam proses ini, satu basis data dijadikan master, kemudian diperbanyak menjadi sejumlah duplikat. Selama proses duplikasi berlangsung, perubahan hanya boleh dilakukan pada basis data master agar data lokal tidak tertimpa.
Pengguna (user) dari sebuah basis data terdistribusi dapat mengakses basis data melalui dua jenis aplikasi, yakni
aplikasi lokal: aplikasi yang tidak memerlukan data dari tempat lain
aplikasi global: aplikasi dengan kebutuhan akan data dari tempat lain
Dalam proses perancangan basis data terdistribusi, harus diperhatikan aspek transparansi, yaitu interaksi user terhadap basis data merupakan interaksi dengan satu sistem secara utuh. Transparansi harus terlihat dalam dua hal, yaitu
1. Distribusi: para pengguna harus dapat berinteraksi dengan sistem secara keseluruhan sebagai satu sistem yang utuh. Kesatuan ini harus ada pada kinerja sistem dan metode pengaksesan.
2. Perubahan (transaksi): Setiap transaksi (penambahan, penghapusan, atau peng-update-an) harus mempertahankan integritas antara basis data yang berbeda-beda dalam satu sistem. Setiap transaksi harus dibagi ke dalam sejumlah subtransaksi, yang tiap-tiap darinya memberikan pengaruh pada keseluruhan sistem basis data.

ilustrasi basis data terdistribusi
________________________________________
Bagian II: Pemanfaatan Basis Data Terdistribusi dan Masalah Transparansi
(24 Juni 2009)
Pengantar: Setelah mendapat gambaran mengenai basis data terdistribusi pada posting dua pekan yang lalu, pertanyaan yang mungkin timbul selanjutnya adalah “Untuk apa basis data terdistribusi diimplementasikan?” Posting kali ini akan diawali dengan bahasan mengenai hubungan antara basis data terdistribusi dengan distributed computing. Pembahasan dilanjutkan dengan kelebihan dan kekurangan basis data terdistribusi, juga masalah (issue) transparansi dalam pengelolaan basis data terdistribusi.
Dengan demikian, pemanfaatan basis data terdistribusi dapat memudahkan perolehan informasi dari berbagai lokasi yang berbeda, bahkan berjauhan, di samping meningkatkan kinerja sistem dengan beberapa komputer yang bekerja bersamaan.
Basis data terdistribusi pada dasarnya adalah bagian dari sistem komputer terdistribusi, atau disebut juga distributed computing. Distributed computing sendiri adalah sistem yang dapat membuat komputer-komputer yang berbeda dan bekerja secara bersamaan dapat saling bertukar informasi dalam satu kesatuan sistem. Dengan basis data terdistribusi, operasi basis data dapat dikendalikan dari satu mesin (komputer) dan dijalankan pada mesin-mesin yang lain.
Sistem komputer terdistribusi, tentunya juga dengan basis data terdistribusi, dapat membantu penyelesaian berbagai masalah, khususnya yang berkaitan dengan bisnis. Sistem komputer terdistribusi dapat mempercepat aplikasi dengan membagi operasi-operasi pada mesin yang berbeda. Selain itu, komputer-komputer yang berpartisipasi dalam sistem komputer terdistribusi boleh jadi saling berjauhan letaknya. Dengan demikian, pemanfaatan basis data terdistribusi dapat memudahkan perolehan informasi dari berbagai lokasi yang berbeda, bahkan berjauhan, di samping meningkatkan kinerja sistem dengan beberapa komputer yang bekerja bersamaan.
Kelebihan dan Kekurangan Basis Data Terdistribusi
Pemanfaatan basis data terdistribusi dapat memberikan manfaat bagi sistem yang mengimplementasikannya. Hal ini disebabkan oleh kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, antara lain
kinerja yang lebih baik karena data ditempatkan di tempat yang sesuai dengan kebutuhan dan komputer-komputer dalam sistem dapat bekerja secara paralel, sehingga pembebanan pada komputer (server) menjadi seimbang.
alasan ekonomis, yaitu bahwa merancang sistem yang terdiri atas jaringan komputer-komputer kecil (sederhana) dibandingkan dengan mengimplementasikan komputer tunggal yang canggih.
alasan modularitas, yaitu bahwa sistem-sistem yang bekerja dalam basis data terdistribusi dapat dimodifikasi, ditambah, atau dikurangi tanpa memengaruhi modul lain (sistem lain dalam basis data terdistribusi). Dengan pembagian lokasi data, jika terjadi masalah atau musibah pada sistem, tidak semua data terancam, melainkan hanya data pada tempat-tempat tertentu.
alasan organisasi dan otonomi pada sistem-sistem yang berpartisipasi, misalnya pada suatu kantor perusahaan, terdapat beberapa departemen. Dengan basis data terdistribusi, data-data perusahaan dapat disebar ke tiap-tiap departemen yang bertanggung jawab atasnya.
Akan tetapi, di samping kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, basis data terdistribusi juga memiliki kendala, antara lain
masalah kompleksitas, yaitu bukan pekerjaan yang mudah untuk membuat basis data yang tersebar terlihat sebagai satu kesatuan. Administrator basis data mempunyai tugas ekstra untuk menjaga agar basis data yang tersebar di berbagai lokasi terlihat transparan. Di samping itu, pemeliharaan sistem-sistem yang berlainan lebih kompleks ketimbang pemeliharaan sistem besar yang utuh sebagai satu kesatuan. Tingginya kompleksitas juga dapat menyebabkan pembengkakan biaya.
masalah desain, yaitu bahwa desain yang dibuat harus memperhatikan arsitektur komputer yang terdiri atas sistem-sistem yang terpisah, selain itu juga memperhatikan data yang difragmentasi (dipecah-pecah) ke dalam lokasi berlainan. Perubahan dari basis data terpusat menjadi terdistribusi juga menjadi masalah karena belum ada standar metodologi dalam konversi DBMS terpusat menjadi DBMS terdistribusi.
keamanan data, yaitu bukan hanya satu sistem yang harus diberi proteksi keamanan data, melainkan juga fragmen-fragmennya yang tersebar di berbagai lokasi, juga jalur komunikasi antarsistem.
kendala mempertahankan integritas karena dalam menjaga integritas sistem melalui jaringan juga dapat memakan resource yang besar dari jaringan.
Masalah-Masalah yang Harus Diperhatikan (Issues) dalam Basis Data Terdistribusi
Dalam aplikasi sistem manajemen basis data terdistribusi (DDBMS), ada beberapa masalah (issue), yang harus diperhatikan, antara lain:
1. transparansi
2. perancangan (desain)
3. pemrosesan query
4. manajemen transaksi
5. arsitektur dan middleware
Issue Transparansi dalam Basis Data Terdistribusi
Dalam posting dua pekan yang lalu, telah dibahas bahwa distribusi dan transaksi data dalam basis data terdistribusi harus transparan. Secara lebih rinci, untuk memelihara transparansi dalam basis data terdistribusi, ketiga aspek transparansi berikut ini harus diperhatikan:
1. Jaringan: keberadaan jaringan dalam implementasi basis data harus seolah-olah tidak ada dalam pandangan pengguna. Penggunaan bahasa query (query language) harus tidak terikat pada lokasi penyimpanan data. Selain itu, lokasi penyimpanan data tidak boleh disertakan pada penamaan data. Sebagai akibatnya, semua nama yang digunakan pada basis data harus unik di seluruh sistem. Selain itu, pencarian data dalam basis data terdistribusi harus dibuat efisien dan pemindahan lokasi data pada basis data harus dibuat mudah.
2. Replikasi: data pada basis data terdistribusi mungkin memiliki replika pada lokasi yang berbeda. Pembuatan replika ini harus ada di bawah kendali sistem, bukan pengguna. Termasuk di dalam aspek ini modifikasi data, yaitu tiap-tiap replika harus selalu diperbaharui dan mekanisme kontrol konkurensi harus menangani replika berdasarkan konsistensi pembacaan.
3. Fragmentasi: jika basis data terdistribusi bersifat terfragmentasi (secara detailnya akan dibahas pada posting selanjutnya), setiap query yang dimasukkan oleh pengguna harus ditangani sistem sedemikian sehingga mempengaruhi relasi-relasi yang terbagi dalam fragmen-fragmen. Sistem juga harus bisa menangani query sedemikian sehingga keseluruhan sistem dapat memperoleh hasil dari satu query dari lokasi yang berbeda-beda.
________________________________________
Bagian III: Perancangan Basis Data Terdistribusi
(7 Juli 2009)
Pengantar: Dalam posting bagian ini akan dibahas perancangan basis data
terdistribusi berikut masalah-masalah yang berkaitan dengannya.
Seperti halnya proses perancangan sistem lainnya, perancangan basis data terdistribusi juga memerlukan serangkaian proses analisis dan desain. Termasuk di dalam proses ini adalah analisis kebutuhan beserta proses-proses perancangan, yakni desain secara konseptual bersama dengan desain tampilan (view) informasi; desain distribusi yang melibatkan pengaturan pembagian data; kemudian desain fisik (lihat gambar).

bagan proses perancangan basis data terdistribusi
Fragmentasi
Dalam basis data terdistribusi, fragmentasi dilakukan pada relasi-relasi yang ada pada basis data. Fragmentasi membagi suatu relasi yang ada menjadi sejumlah fragmen atau pecahan relasi yang tetap mempertahankan keutuhan informasi semula. Kelebihan dari fragmentasi, yang menjadi alasan dilakukannya adalah dimungkinkannya pemrosesan data secara paralel dan penempatan tupel relasi, yang berisi sejumlah informasi, pada tempat yang tepat, yaitu yang paling membutuhkannya. Fragmentasi sendiri terbagi atas empat jenis, yaitu:
primary horizontal: sebuah relasi R(A1, …, An) difragmentasi berdasarkan himpunan predikat-predikat relasi PR = {p1, …, pn}. Tiap-tiap predikat merupakan perbandingan yang digunakan dalam aljabar relasional, yang dapat melibatkan operator perbandingan =, ?, <, atau >.
derived horizontal: pembuatan partisi suatu relasi R berdasarkan partisi yang dibuat pada relasi lain, misalkan S. Satu atau beberapa atribut di R mengacu kepada primary key pada S.
vertical: fragmentasi ini dilakukan dengan memisah-misahkan atribut-atribut dari skema relasi R ke dalam skema-skema Ri. Setiap fragmen relasi harus memiliki primary key relasi asli.
hybrid: fragmentasi yang mempunyai pola campuran dari ketiga relasi di atas
Ilustrasi Fragmentasi
Misalkan ada dua relasi sebagai berikut:
PEGAWAI(NoPeg, NamaPeg, Posisi, Gaji, NoDep)
DEPT(NoDep, NamaDep, Lokasi)
Contoh fragmentasi untuk tiga jenis fragmentasi yang telah disebutkan di atas adalah sebagai berikut:
dalam fragmentasi primary horizontal, dimisalkan ada himpunan predikat yang diakses oleh aplikasi yang berbeda. Satu aplikasi memperoleh informasi pegawai dengan posisi DBAdmin, sementara aplikasi lainnya memperoleh informasi pegawai dengan gaji lebih besar dari Rp 15 juta. Predikat sederhana dapat dinyatakan dalam himpunan sbb: . Selanjutnya, predikat-predikat dapat dinyatakan ke dalam himpunan dari minterm, yaitu  . Selanjutnya, predikat-predikat dapat dinyatakan ke dalam himpunan dari minterm, yaitu sebagai berikut
o m1 = Posisi = ‘DBAdmin’ ^ Gaji > 15000000
o m2 = Posisi ? ‘DBAdmin’ ^ Gaji > 15000000
o m3 = Posisi = ‘DBAdmin’ ^ Gaji = 15000000
o m4 = Posisi ? ‘DBAdmin’ ^ Gaji = 15000000
dalam fragmentasi derived horizontal, misalkan DEPT dipartisi berdasarkan predikat Lokasi = ‘Bandung’, sehingga ada dua partisi
DEPT1 = sLokasi = ‘Bandung’(DEPT)
DEPT2 = sLokasi ? ‘Bandung’(DEPT)
sementara, itu PEGAWAI dipartisi berdasarkan partisi DEPT sebagai berikut:
PEGAWAIi PEGAWAI left outer join DEPTi
dalam fragmentasi vertical, relasi PEGAWAI(NoPeg, NamaPeg, Posisi, Gaji, NoDep) difragmentasi ke dalam fragmen relasi PEGAWAI1(NoPeg, NamaPeg, Gaji) dan PEGAWAI2(NoPeg, Posisi, NoDep).
Ketepatan Fragmentasi
Fragmentasi dikatakan tepat apabila memenuhi syarat-syarat berikut:
kelengkapan: dekomposisi relasi R ke dalam fragmen-fragmen R1, …, Rn dikatakan lengkap jika setiap tupel R dapat ditemukan dalam fragmen Ri mana pun.
rekonstruksi: jika relasi R terdekomposisi ke dalam fragmen-fragmen R1, …, Rn, terdapat operator relasional   sedemikian sehingga  .
disjoint: jika sebuah relasi R dipartisi, sebuah tupel dalam R, jika ditemukan dalam fragmen Ri, tidak akan ditemukan dalam fragmen Rj dengan i ? j.
Alokasi
Dalam basis data terdistribusi, alokasi mengacu kepada distribusi data ke tempat yang optimal. Ada tiga aspek dalam memastikan alokasi menjadi optimal, antara lain
biaya minimal, yang mencakup aspek komunikasi, penyimpanan, dan pemrosesan (pembacaan dan update); biaya mengacu pada waktu dan biaya jaringan
kinerja, yang mencakup waktu respons dan throughput
konstrain pemrosesan dan penyimpanan per situs (tempat menyimpan data)
Alokasi – Kebutuhan Informasi
Untuk dapat mengalokasikan basis data terdistribusi secara optimal, dibutuhkan informasi-informasi tentang sistem sebagai berikut:
informasi basis data
o skema konseptual basis data dan jumlah situs tersedia
o jumlah, ukuran, dan selektivitas fragmen per relasi global
informasi aplikasi
o jumlah query aplikasi
o rata-rata jumlah akses baca dariquery ke dalam sebuah fragmen
o rata-rata jumlah akses update dari query ke dalam sebuah fragmen
o matriks yang menunjukkan query mana yang meng-update dan/atau membaca fragmen tertentu
o situs asal tiap-tiap query dijalankan
informasi situs
o unit cost penyimpanan data dalam satu situs
o unit cost pemrosesan data dalam satu situs
informasi jaringan
o komunikasi antara dua situs, mencakup antara lain bandwidth dan tunda (latency)
Replikasi
Sistem basis data terdistribusi dapat menyimpan duplikat dari data yang sama dalam site yang berbeda agar perolehan informasi yang semakin cepat dan toleransi kesalahan. Proses ini disebut replikasi. Replikasi pada relasi bersifat redundan pada dua atau lebih situs.
Replikasi pada relasi disebut replikasi penuh bila relasi tersebut disimpan pada semua situs. Basis data disebut redundan penuh jika tiap-tiap site mengandung duplikat dari keseluruhan basis data.
Replikasi dilakukan karena memiliki kelebihan sebagai berikut:
jika situs asli yang menyimpan relasi R mengalami kegagalan, relasi R tetap dapat diakses melalui replikanya
query pada relasi R dapat berjalan secara paralel di simpul (situs) yang berbeda
lebih sedikit transfer data, yaitu tidak perlu lagi mengambil data suatu relasi melalui jaringan karena sudah ada replika dalam situs lokal.
Namun, proses replikasi juga memiliki kelemahan, antara lain
proses update yang lebih rumit karena setiap replika relasi R harus di-update.
kendali atas konkurensi yang lebih rumit karena update terhadap replika secara konkuren dapat menyebabkan basis data menjadi tidak konsisten sehingga diperlukan mekanisme khusus dalam penanganan konkurensi.
Sementara itu, dalam melakukan replikasi, ada dua strategi, yaitu
sinkron: sebelum seluruh proses transaksi update dinyatakan selesai, data yang telah dimodifikasi disinkronkan ke setiap duplikatnya; proses ini harus menunggu hingga data di tempat penyimpanan duplikat selesai ditulis sebelum dilakukan perubahan lainnya sehingga menjadi lebih kompleks
asinkron: copy data diperbaharui secara periodik berdasarkan data utama yang diperbaharui; proses penulisan data selesai tanpa perlu menunggu penulisan data di tempat penyimpanan duplikat selesai; proses ini memang meningkatkan kinerja sistem namun risikonya, inkonsistensi data bisa terjadi.
________________________________________
Bagian IV: Pemrosesan Query Terdistribusi
(21 Juli 2009)
Pengantar: Dalam posting bagian ini akan dibahas masalah (issue) lainnya dalam basis data terdistribusi, yaitu pemrosesan query terdistirbusi, berikut pertimbangan dan contoh kasus dalam pembuatan query.
Pemrosesan query pada basis data terdistribusi berbeda dari pemrosesan query pada basis data terpusat. Query–query pada relasi global perlu disesuaikan agar dapat menganani relasi-relasi dalam fragmen. Pembuatan query pada perancangan basis data terdistribusi dapat diilustrasikan dengan bagan di bawah ini.

Bagan pembuatan query terdistribusi
Pada basis data terpusat, evaluasi query harus memperhatikan faktor pengaksesan storage (disk), yakni jumlah blok pada hard disk yang dibaca/tulis. Sementara itu, dalam pemrosesan query pada basis data terdistribusi, diperlukan pula pertimbangan dari sisi
1. transmisi data melalui jaringan
2. peningkatan kinerja yang potensial akibat pemrosesan query secara paralel
Dalam membuat query pada basis data terdistribusi, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
penyesuaian dari query relasi global ke query terhadap fragmen, yaitu bahwa ekspresi relasi global dalam query harus disesuaikan menjadi ekspresi relasi fragmen; relasi global harus dapat direkonstruksi (dibuat terlihat global) dari fragmen-fragmennya
penyederhanaan ekspresi aljabar relasional, juga deteksi dan penghilangan redundant
pemilihan strategi join yang optimal (khususnya pada program yang melakukan “semi-join“)
pemilihan rencana pemrosesan query yang optimal
Sebagai contoh, jika dimisalkan terdapat relasi global PARTS(PartNo, OrderNo, Price) yang dipartisi menjadi
PARTS1:= σ0≤PartNo≤300(PARTS)
PARTS2:= σ301≤PartNo≤500(PARTS)
PARTS3:= σ501≤PartNo≤999(PARTS)
Query Q = σ25≤PartNo≤350(PARTS) pada relasi global dapat diubah menjadi bentuk query fragmen berikut:
mengganti relasi global menjadi definisi fragmen-fragmennya:
Q1 = σ25≤PartNo≤350(PARTS1 ∪ PARTS2 ∪ PARTS3)
melakukan pushdown pada tiap-tiap fragmen:
Q2 = σ25≤PartNo≤350(PARTS1) ∪ σ25≤PartNo≤350(PARTS2) ∪ σ25≤PartNo≤350(PARTS3)
Pemrosesan Paralel pada Query Fragmen
Jika dimisalkan sebuah relasi R difragmentasi secara horizontal (seperti contoh sebelumnya) menjadi R1 ∪ … ∪ Rn, aljabar relasional seleksi dan proyeksi menjadi
σF(R) ≡ (σF(R1)) ∪ … ∪ (σF(Rn))
πattr(R) ≡ (πattr(R1)) ∪ … ∪ (πattr(Rn))
Fungsi-fungsi agregat (query Q(R) diasumsikan menghasilkan relasi satu kolom)
o min(Q(R)) ≡ min(Q(R1), …, Q(Rn))
o max(Q(R)) ≡ max(Q(R1), …, Q(Rn))
o sum(Q(R)) ≡ sum(Q(R1)) + … + sum(Q(Rn))
Operasi R join S
Jika dimisalkan relasi S difragmentasi berdasarkan fragmentasi relasi R, sedemikian sehingga R = R1 ∪ R2 dan S = S1 ∪ S2, setiap fragmen dari R hanya perlu digabungkan (di-join) dengan fragmen dari S yang bersesuaian dengannya.
Pemrosesan Join Query
Jika terdapat relasi-relasi pada tempat (situs) yang terpisah, misalnya relasi R di situs A1, S di A2, dan T di A3, query R join S join T yang dilakukan pada situs Ai, harus ditampilkan hasilnya pada situs Ai. Strategi pemrosesan query yang mungkin adalah sebagai berikut:
Meng-copy salinan semua relasi R, S, dan T ke situs Ai, kemudian melakukan join secara lokal di Ai
Melakukan join secara bertahap, sbb:
1. menyalin R ke A2 dan menghasilkan temp1 = R join S
2. temp1 disalin ke A3 dan menghasilkan temp2 = temp1 join T
3. temp2 sebagai hasil akhir dipindahkan ke Ai
Strategi join di atas dapat dipilih dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
jumlah data yang ditransfer (salin)
biaya (resource) yang diperlukan untuk transfer data antarsitus
kecepatan pemrosesan di tiap situs
Operasi join dapat pula dioptimalkan dengan menggunakan strategi semijoin. R semijoin S ≡ πattr(R) (R join S). Jika dimisalkan relasi R disimpan di A1 dan S di A2, kemudian dilakukan operasi R join S pada A1), strategi semijoin dapat diilustrasikan sebagai berikut:
1. lakukan proyeksi di A1 hanya dengan atribut yang dimiliki R dan S; temp1 := πattr(R) ∩ attr(s)(R)
2. hasil temp1 disalin ke A2 dan di-join dengan S; temp2 := S join temp1; perhatikan bahwa temp2 adalah juga S semijoin R
3. temp2 disalin ke A1 dan dilakukan operasi R join temp2
Strategi semijoin di atas dapat meningkatkan efisiensi operasi join karena data yang dipertukarkan melalui jaringan menjadi lebih kecil. Untuk membuat join lebih efisien, dapat diimplementasikan program (semi-)join yang memiliki pemroses query (query processor) untuk membuat partisi dari sederetan join seperti R1 join R2 join … Rn menjadi kumpulan semijoin yang lebih efisien. Pemilihan semijoin dilakukan dengan mempertimbangkan perpindahan data (resource dan waktu) beserta konstrain yang terkait, misalnya waktu respon maksimum dari query.
________________________________________
Bagian V: Multidatabase dan Arsitektur Client/Server (Penutup: Contoh Sistem dengan Oracle)
(30 Juli 2009)
Pengantar: Posting terakhir ini akan membahas aspek multidatabase, termasuk proses pembuatannya dengan proses integrasi basis data, juga aplikasi pendukung basis data terdistribusi, yaitu arsitektur klien/server. Sebagai penutup akan dibahas pula contoh sistem basis data terdistribusi menggunakan Oracle.
Multidatabase
Suatu sistem basis data terdistribusi adakalanya dibentuk dari beberapa basis data yang berlainan. Sistem seperti ini disebut multidatabase, yang pembentukannya dilakukan dengan integrasi basis data. Dalam melakukan integrasi ini, boleh jadi ada ketidakseragaman antara basis data-basis data yang membentuknya dan mengakibatkan konflik, baik konflik skema (akibat ketidakseragaman skema relasi) maupun konflik data (akibat ketidakakuratan isi, misalnya presisi, besaran dan satuan, juga data yang tidak tepat atau sudah tidak berlaku [obsolete]). Oleh karena itu, perlu diperhatikan metode penyelesaian konflik yang terjadi.
Penyelesaian konflik saat integrasi basis data harus memerlukan analisis yang mendalam akan komponen basis data dan tidak dapat diotomatisasi. Adapun sebelum dilakukan integrasi, komponen basis data harus dipersiapkan terlebih dahulu, khususnya untuk penanganan konflik. Proses ini disebut restrukturisasi. Ilustrasi restrukturisasi dan integrasi basis data dapat dilihat pada bagan berikut:

Bagan Proses Restrukturisasi dan Integrasi Basis Data
Penyelesaian konflik pada restrukturisasi (untuk integrasi) basis data dapat dilakukan dengan menggunakan view, yaitu relasi/tabel bentukan virtual yang bukan bagian dari skema relasi itu sendiri, tetapi dapat diperlakukan sebagaimana relasi melalui query dan view lain. View hanya perlu disimpan definisinya di kamus data tanpa perlu relasinya.
Berikut ini adalah konflik yang dapat terjadi pada proses integrasi basis data berikut contoh penanganannya:
konflik antartabel
o antara dua tabel
nama tabel (homonim/sinonim), dapat diselesaikan dengan definisi view sendiri
struktur tabel, seperti jumlah atribut berbeda di dua tabel yang informasinya sama, dapat diselesaikan dengan membuang atribut yang keberadaannya tidak di semua relasi atau menambahkan atribut yang kurang pada relasi yang kekurangan atribut (bila perlu dengan nilai default-nya)
integrity constraint, misalnya pada dua situs terdapat tabel yang sama tetapi isi atribut primary key-nya berbeda, dapat diselesaikan dengan memberikan primary key tambahan yang berisi informasi situs relasi itu disimpan
o antara banyak tabel, misalnya pada dua komponen basis data jumlah relasinya tidak sama tetapi informasinya sama, dapat diselesaikan dengan penggabungan relasi dengan view
konflik antaratribut
o antara dua atribut
nama atribut (homonim/sinonim), dapat diselesaikan dengan penggantian nama (rename) atribut di view
integrity constraint, misal tipe data, dapat diselesaikan dengan fungsi-fungsi konversi, seperti to_char(int) atau to_int(char), pada view
o antara banyak atribut, misalnya dalam penyimpanan informasi nama orang dalam tabel yang satu digunakan dua atribut (kolom): nama depan dan nama belakang, sementara pada tabel yang lain digunakan satu atribut nama lengkap; konflik ini dapat diselesaikan dengan penggabungan string atau pemisahan string dengan fungsi substring
konflik tabel-atribut, dapat merupakan kombinasi dari permasalahan di atas
Arsitektur Klien/Server
Basis data terdistribusi adalah bagian dari sistem komputer terdistribusi. Arsitektur klien/server adalah model arsitektur perangkat lunak yang umum digunakan dalam sistem ini. Sistem dipisahkan antara klien dan server; kerjanya adalah sebagai berikut: sistem klien melakukan permintaan dan sistem server memproses permintaan tersebut. Fungsionalitas dalam arsitektur klien/server dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
fungsi presentasi, mencakup antarmuka seperti peranti input dan form
fungsi aplikasi, spesifik terhadap aplikasi yang digunakan
fungsi manajemen data, yang mengelola akses data dalam arsip atau basis data
Bagan ilustrasi arsitektur klien/server adalah sebagai berikut:

Fungsionalitas basis data pada arsitektur klien/server dibagi menjadi dua:
front-end, berhubungan dengan pengguna dan mencakup penanganan masukan, antarmuka pengguna, dan pembuatan report.
back-end, berhubungan dengan akses data dan penanganan query, kontrol concurrency, dan recovery
Untuk menghubungkan keduanya, digunakan SQL atau application program interface, dapat berupa ODBC atau JDBC.
Ada dua jenis sistem server yang umum digunakan, yaitu server transaksi dan server data. Perbedaannya adalah
pada server transaksi, klien hanya perlu mengirimkan permintaan melalui application program interface, seperti ODBC dan JDBC; selanjutnya serangkaian prosedur (transaksi) yang berhubungan dengan pemrosesan query dijalankan di server
pada server data, seluruh fungsionalitas back-end dilakukan di klien, termasuk pemrosesan query data; server mengirimkan seluruh data yang diminta ke klien, bukan hasil query
Contoh Sistem: Sistem Basis Data Terdistribusi dengan Oracle
Basis data terdistribusi dapat diimplementasikan dengan berbasiskan sistem Oracle. Dalam implementasinya, sistem basis data terdistribusi dengan Oracle dapat digolongkan menjadi dua:
sistem basis data terdistribusi homogen: seluruh sistem menggunakan basis data Oracle yang bertempat di satu atau beberapa mesin; Oracle yang digunakan boleh jadi berbeda versi, tetapi aplikasi harus dapat memahami perbedaan fungsionalitas yang ada di setiap simpul (basis data) sistem

Ilustrasi Sistem Basis Data Terdistribusi Homogen
sistem basis data terdistribusi heterogen: sedikitnya satu sistem bagian tidak menggunakan basis data Oracle; agar dapat saling berkomunikasi, perbedaan ini dapat dijembatani dengan menerapkan salah satu dari berikut:
o Oracle Transparent Gateway yang menggunakan layanan heterogen pada server Oracle (Oracle Heterogenous Services) dan agen yang spesifik terhadap sistem pada sistem non-Oracle
o konektivitas generik (generic connectivity), yang dapat diimplementasikan di server Oracle dan berupa Heterogenous Services ODBC agent atau Heterogenous OLE DB agent; dengan mengimplementasikannya, tidak diperlukan lagi aplikasi agen yang spesifik-sistem, tetapi sumber data harus kompatibel dengan ODBC atau OLE DB agar dapat diakses

Ilustrasi Sistem Basis Data Terdistribusi Heterogen















0 komentar:

 

Ora Et Labora (Amazing Grace) Published @ 2014 by Ipietoon